Tiwul Jangan di Kambing Hitamkan

Sebelum artikel ini membahas tentang tiwul yang dikambing hitamkan. Yuk kita kenalan dulu sama tiwul. Tiwul disini bukanlah nama orang, melainkan nama makanan khas Indonesia banget. Boleh dibilang makanan ini adalah makanan endemik Jawa yang berbahan dasar dari ketela pohon atau singkong. Tiwul ini sendiri digunakan oleh masyarakat pada jaman dahulu sebagai pengganti beras. Contohnya seperti yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta. Daerah tersebut kerap kali dilanda kekeringan sehingga tidak memungkinkan untuk mengkonsumsi beras dan akhirnya masyarakat menggantinya dengan tiwul. Bisa dibilang tiwul adalah makanannya orang - orang yang tinggal di kawasan yang tandus dan gersang. Namun tidak menutup kemungkinan daerah lain yang tidak gersang juga mengkonsumsinya, contohnya Sukoharjo, Klaten, Blitar, Wonosobo, Pacitan, dan daerah - daerah Jawa yang lainnya.

Saya kenal dengan makanan tiwul waktu domisili saya sudah berada di Jawa Tengah. Tadinya saya orang Jawa Timuran kemudian pindah ke Jawa Tengah, tepatnya di Sukoharjo. Waktu saya masih di Jawa Timur tidak ada seorang pun yang mengenalkan apa itu tiwul termasuk orang tua saya sendiri dan kerabat - kerabat dekat yang ada disana. Saya kenal tiwul waktu kelas 4 SD, berkat mbah uti karena beliau sering beli tiwul di pasar dan menyuruh saya untuk memakannya. Waktu saya makan tiwul tersebut, mbah uti mengajak saya mengobrol.

Mbah uti: "Piye enak ora tiwule?"

Saya: "Enak ii mbah, legi rasane"

Mbah uti: "Tiwul ii panganane wong mbiyen, pangananku jaman sih cilik. Cah saiki wis arang sik mangan tiwul, mangane wis sego. Mulane wong mbiyen do bodho-bodho mergo mangane gur tiwul"

(Saya mengangguk sambil meng iyakan ucapan mbah uti)

Pada waktu itu ucapan mbah uti tidak begitu aneh bagiku. Mungkin karena waktu itu saya masih kecil, jadi kurang dalam berpikiran secara luas. Setelah saya beranjak ke usia 20an, ada hal aneh yang mengganjal di pikiranku soal ucapan dari mbah uti yakni pada bagian "Wong mbiyen do bodho-bodho mergo mangane gur tiwul" (Orang dulu bodoh-bodoh karena makannya cuman tiwul).

Di dalam benakku timbul pertanyaan, "apa benar tiwul itu menyebabkan kebodohan?" (sambil menyipitkan mata dan mengerutkan dahi).

Lalu saya mencoba untuk mencari kandungan nilai gizi yang terdapat di dalam tiwul tersebut. Saya mengutip dari laman resmi andrafarm.com. yang mana laman tersebut merujuk pada data yang dimiliki Kemenkes RI.

Di dalam data TKPI 2019 (Tabel Komposisi Pangan Indonesia). Tiwul memiliki banyak manfaat untuk tubuh seperti:

  • Sistem Peredaran Darah
  • Sistem Integumen (Kulit, Rambut, Kuku, dsb)
  • Sistem Reproduksi dan Bayi
  • Sistem Saraf dan Otak
  • Tulang (Sistem Rangka)
  • Sistem Ekskresi dan Urinaria
  • Kelenjar, Hormon, Enzim
  • Mulut dan Gigi
  • Sistem Kekebalan Tubuh
  • Sistem Otot
  • Sistem Pencernaan
  • Sistem Indra

Adapun gizi yang terkandung dalam tiwul adalah sebagai berikut:

  • Abu (Ash)          
  • Air (Water)        
  • Besi (Fe), Ferrum, Iron  
  • β-Karoten (Carotenes)                 -
  • Energi (Energy)
  • Fosfor (P), Phosphorus 
  • Kalium (K), Potassium   
  • Kalsium (Ca), Calcium    
  • Karbohidrat (CHO)         
  • Karoten total (Re)          
  • Lemak (Fat)       
  • Natrium (Na), Sodium   
  • Niasin, C6H5NO2, Niacin             
  • Protein
  • Retinol (vit A), C20H30O                            -
  • Riboflavin (vitamin B2)
  • Seng (Zn), Zinc  
  • Serat (Fiber)     
  • Tembaga (Cu), Copper  
  • Tiamina (vitamin B1)     
  • Vitamin C

Diantara nilai gizi diatas tidak ada satupun nilai gizi yang menyebabkan kebodohan pada manusia. Sehingga dapat dipastikan bahwa mengonsumsi tiwul tidak menyebabkan kebodohan. Bahkan nilai gizi yang sudah disebutkan diatas menjadi penyumbang asupan bagi otak. Misalnya seperti:

  1. Tiamina = Mengurangi resiko terjadinya stres, Memberikan manfaat neurologis
  2. Seng = Membantu tetap fokus (kemampuan konsentrasi/fokus), Menjaga sistem saraf pada otak
  3. Tembaga = Menjaga dan meningkatkan fungsi kognitif (kemampuan berpikir), Membantu perkembangan otak
  4. Zat Besi = Meningkatkan fungsi otak
  5. Riboflavin = Menyembuhkan sakit kepala, migrain

Jika tiwul saja tidak menyebabkan kebodohan, lalu apa yang menyebabkan kebodohan pada orang - orang terdahulu sesuai apa yang dikatakan oleh mbah uti?

Menurut saya pribadi apabila saya berada di posisi mbah uti, maka kebodohan yang dimaksud oleh beliau adalah

Pertama, rendahnya tingkat pendidikan atau jarangnya orang yang bersekolah pada waktu itu. Sehingga orang - orang di jaman dahulu memiliki pemikiran, jika "Saya tak bersekolah maka saya adalah orang bodoh". Karena pada jaman itu masyarakat menilai pendidikan adalah jalan satu - satunya keluar dari kemiskinan sekaligus jalan untuk memperoleh pengetahuan diluar dari kebiasaan masyarakat. Hal ini dibuktikan dari banyaknya lulusan yang sukses dalam hal materi. Dengan adanya bukti tersebut masyarakat makin percaya bahwa dengan bersekolah, maka akan sukses dari segi materi. Apalagi budaya masyarakat Jawa waktu itu adalah budaya titen/ilmu titen. Yang mana manusia menilai sesuatu berdasarkan dari hukum sebab-akibat. Alhasil pemikiran tersebut turun temurun ke generasi berikutnya.

Kedua, orang yang tidak tau apa - apa. Seringkali orang pada jaman dahulu dulu menganggap kebodohan adalah orang yang tidak tau apa - apa. Sebagai contoh, apabila saya menerangkan tentang rumus aljabar kepada orang lain terus kemudian orang lain itu tidak mengerti apa yang saya sampaikan, maka orang lain itu dianggap sebagai orang bodoh.

Dari dua pernyataan diatas, kira-kira ada tidak hubungannya dengan makanan tiwul? Jelas tidak ada. Coba perhatikan baik-baik kalimat ini "Orang menjadi bodoh dikarenakan makan tiwul". Sedangkan pengertian bodoh menurut mbah uti adalah orang yang pendidikannya rendah dan orang yang tidak tau apa - apa.

Kalau di persepsikan dengan kalimat yang sama seperti diatas, maka kalimat itu berubah menjadi "Orang memiliki pendidikan rendah/tidak sekolah dikarenakan makan tiwul" atau "Orang tidak tau apa - apa dikarenakan makan tiwul". Aneh bukan? jelas cukup aneh. Malah terkesan seperti tidak ada kaitannya.

Jadi kesimpulannya, makan tiwul tidak menyebabkan kebodohan. Makan tiwul tidak menyebabkan tidak sekolah ataupun pendidikan rendah. Makan tiwul tidak menyebabkan tidak tau apa - apa.

Tiwul Jangan di Kambing Hitamkan Tiwul Jangan di Kambing Hitamkan Reviewed by Isra Yuwana Tiyartama on January 05, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.